Home » , » Multiboot atau Dualboot

Multiboot atau Dualboot

Posted by Catatan TKJ on Senin, 20 Maret 2017



Multiboot atau Dualboot

Multiboot atau dual boot adalah suatu kondisi dimana dalam satu buah komputer terdapat sistem operasi lebih dari satu sistem operasi. Dalam bidang installasi Linux, Dualboot sering digunakan untuk penyebutan sistem operasi  Linux yang  terinstall berdampingan dengan sistem operasi windows. Walaupun dualboot dapat sangat memungkinkan Linux untuk berdampingan dengan sistem operasi yang lain seperti Mac, Solaris, BSD, bahkan sesama Linux sendiri yang berbeda distro, dualboot yang akan dibahas disini adalah dualboot yang berkaitan dengan Linux dan windows.

Agar sebuah komputer dapat dipasang dua buah sistem operasi, tentunya syarat utama yaitu ukuran space harddisk yang cukup besar sehingga dapat menampung sistem operasi tersebut dengan aman dan  nyaman.


Langkah - langkah Membuat Multibooting

Langkah-langkah ini dilakukan dari komputer yang mana sitem operasi windows telah exist didalamnya :

1. Memilih partisi (drive)  mana yang  ingin disiapkan  untuk  diletakkan sistem operasi             Linux;

2. Backup content ata data yang terdapat di partisi (drive) tersebut;

3. Jika dimungkinkan atau di Windows telah terdapat aplikasi pengatur partisi, siapkan terlebih dahulu partisi yang akan digunakan di linux. Partisi yang disiapkan adalah:

•  partisi  ext3/resiserfs  untuk  system  setidaknya  berukuran  5GB  hingga 10GB;
•  partisi untuk swap file, ukurannya yang sesuai dengan RAM fisik yang digunakan;
•  partisi ext3/reiserfs untuk home pada sisa partisi yang dibuat.


  Apabila komputer masih baru dan harddisk masih kosong, langkah-langkah untuk mempersiapkan Multibooting adalah sebagai berikut:

1. Mengatur partisi menjadi primary dan extended. Partisi primary umum akan dibaca               sebagai hda1 atau sda1, sedangkan partisi extended akan dibaca mulai dari hda5 atau         sda5;

2. Menentukan kebutuhan ukuran dan jenis filesystem untuk hda1, karena partisi ini akan         menjadi drive C di windows;

3. Membagi partisi extended menjadi beberapa partisi;

4. Mempartisi extended pertama, (sda5) atur ukuran dan jenis filesystem karena akan               digunakan sebagai drive D di windows;

5. Mempartisi extended kedua, (sda6) berilah ukuran sekitar 5GB hingga 10GB untuk               root system dari Linux. Jenis file systemnya dapat digunakan ext3 atau reiserfs;

6. Mempartisi extended ketiga, (sda7) berilah ukuran secukupnya dengan RAM fisik, atau    bisa juga sekitar 1GB sampai 2GB untuk digunakan sebagai partisi SWAP;

7. Mempartisi  extended  keempat,  (sda8)  cukup  gunakan  saja  sisanya  untuk digunakan     sebagai partisi home;

8. Menginstall windows terlebih dahulu hingga selesai. Abaikan jika windows tidak dapat           membaca partisi ext3 atau reiserfs;

9. Menginstall Linux, dan biarkan bootloader mendeteksi secara otomatis sistem operasi           windows.

Thanks for reading & sharing Catatan TKJ

Previous
« Prev Post

2 komentar:

  1. info baru nih, soalnya gak pernah belajar yang beginian, thanks om.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bagus lah kalo ini bisa nambah pengetahuan kamu

      Hapus

Berkomentarlah dengan komentar yang bermanfaat